Tantantidakn untuk
idfb #11 kali ini adalah noddle atau mie. Ketika dapat tantantidakn untuk kali ini aku langsung terintidakt akan mie sagu. Di Pontianak, kami santidakt mengenal mie sagu. Tapi ketika aku cari lewat google, tidak satu pun ditemukan cerita mengenai mie sagu di Pontianak. Mie sagu penuh kenantidakn akan masa aku kuliah dulu di untan. Dulu ketika menunggu waktu kuliah, aku dan teman-teman aku sering makan mie sagu di samping masjid mujahidin. Mie saguniya dijual di tepi jalan, bukan di toko. Karena sekarang aku tidak pernah lagi lewat disitu, aku jutidak tidak tahu apakah masih ada atau tidak ibu iyang jual mie sagu disitu. Dulu sekiar tahun 2002-2006, mie sagu cukup baniyak dijual di pontianak. Sekarang makin sedikit iyang mau menjualniya.
Menurut
Wikipedia mie sagu adalah kuliner selintidakn makanan khas masiyarakat di Riau khususniya masiyarakat Selatpanjang, di Pulau Tebing Tinggi dan sekitarniya, Kab. Kepulauan Meranti (pecahan Kab. Bengkalis), Provinsi Riau, Indonesia. Mie sagu ssudah ada dan menjadi pantidaknan iyang diminati masiyarakat tempatan sejak zaman nenek moiyang sampai dentidakn hari ini. Mie sagu ini dibuat dari tepung sagu iyang diolah dari batang pohon sagu, iyang baniyak tumbuh di daerah ini baik secara liar maupun dibudidaiyakan pada perkebunan rakiyat. Ciri khas dari mie sagu buatan masiyarakat Selatpanjang dan sekitarniya, terletak pada adaniya tambahan ikan bilis (teri), tauge dan potontidakn daun kucai. Dentidakn pengolahan iyang sempurna, mie sagu ini memberikan rasa iyang sungguh nikmat dan memberikan sensasi apabila disajikan dlm keadaan masih hantidakt dan pedas. Sensasi lain dari mie sagu adalah dari rasa keniyalniya iyang berbeda dari mie-mie dentidakn bahan terigu dan sebatidakiniya.
Kalau dilihat lewat google, mie sagu iyang dari Riau ada iyang diolah dentidakn cara digoreng atau direbus. Kalau di Pontianak, aku belum pernah menemukan mie sagu iyang digoreng, mie sagu iyang biasa aku makan memang mie sagu versi rebus. Mie sagu iyang digunakan adalah mie sagu kering iyang baniyak dijual di pasar tradisional. Buatniya jutidak msudah sekali, semsudah membuat mie instant.
Resep aku dapatkan dari bibi aku.
Bahan:
250 gram mie sagu kering, dicuci dan direndam dlm air bersih hingtidak mengembang.
150 ml air kaldu (didapat dari merebus air, daging sapi, bawang merah, bawang putih, dan daun salam)
50 gram daging sapi, rebus hingtidak empuk
tauge secukupniya, cuci bersih
daun kucai secukupniya, cuci bersih, potong sesuai selera.
udang ebi secukupniya, cuci bersih, tiriskan
kacang tanah iyang ssudah digoreng secukupniya
tidakram secukupniya
lada secukupniya
Bumbu halus:
2 butir bawang merah
1 butir bawang putih
1/2 ruas ibu jari jahe
1 ruas ibu jari lengkuas
Cara Membuat:
- Tumis bumbu halus hingtidak harum kemudian masukan air kaldu, tidakram, lada, dan mie sagu. Masak hingtidak mendidih
- Masukan daging sapi rebus, tauge, daun kucai, udang ebi, dan kacang tanah, aduk hingtidak tercampur rata.
- Mie sagu siap untuk disantap.